3/5⭐⭐⭐
(spoiler)
Buku
ini 254 halaman. Aku selesai baca dalam sehari lebih sedikit. Awalnya aku
bingung dan lumayan aneh karena sudut pandang anak kecil tokoh utamanya lumayan
unik. Bosen juga di awal. Tapi semakin lama aku semakin suka sama Ava. Aku
sedih karena ayahnya jahat. Tapi aku seneng karena dia ketemu P. Beneran sedih
banget di awal sampe pertengahan. Plot twistnya aku beneran kaget jujur. Tapi
aku ga sedih di ending. Aku jadi merasa aneh sama diri sendiri lol. Soalnya
endingnya harusnya aku nangis sedih tapi aku enggak. Tetep bagus, aku tetep
suka ceritanya. Ava dan P unik. Kalau aku jadi Ava aku juga akan sayang sama P.
Sebelum
baca, aku pikir Di Tanah Lada itu artinya kehidupan Ava yang pedes karena punya
ayah berengsek. Tapi Lada itu Pepper dan Pepper itu nama yang dikasih Ava untuk
P. Karena aneh kalau nama orang cuma 1 huruf. Tapi P itu Prince. Oh ya, aku
suka di buku ini ada mention buku Le Petit Prince karena aku udah baca buku
cantik itu. Terus ada puisi Chairil Anwar yang judulnya “Aku”.
Ketika
baca tulisan-tulisan keren, aku jadi mikir gimana biar bisa nulis ide cerita
keren seperti itu? Ya tentu saja jawabannya adalah banyak bahan bacaan dan
referensi. Aku pengen juga banyak baca biar punya tulisan bagus. Tapi sulit,
baca buku itu harus mood dulu soalnya kalau nggak mood jadi ga masuk dan malah
terpaksa. Jadi nggak seru lagi.
Selanjutnya
aku pengen baca buku karya kak Ziggy yang lain, Jakarta Sebelum Pagi. Tapi nggak ada di gramdig. Di
ipusnas ngantri lama dan selalu keduluan orang lain. Kalau beli mahal, plus
udah jarang yang jual original. Yaudahlah, aku baca yang ada di gramdig dulu
aja.
Seperti
kemarin, aku mau kutip kalimat-kalimat bagus yang kutemukan di sini biar bisa
dibaca lagi kapan-kapan;
“Kalau
kamu nggak baca kamus terus, aku mau nyanyi untuk kamu sebelum aku pergi.” -P
“Iya.
Papaku jahat, sih. Aku sudah biasa.”
“Oh
ya? Papaku juga jahat, kok. Mungkin semua papa memang jahat.”
“Iya
juga. Tapi kamu juga kan nanti jadi Papa. Nanti kamu juga jahat, dong?”
“Kalau
begitu aku nggak mau jadi Papa, ah. Aku nggak mau jadi jahat.” (halaman 76)
“Kamu
mau kue cubit, nggak?”
“Memangnya
kamu punya uang?”
“Nggak.
Tapi aku mau membelikan kamu semua kue cubit di dunia.” (halaman 113)
Kata
Kakek Kia, kadang-kadang, kesalahan terbesar dilakukan oleh orang terpintar.
Kata Kakek Kia, itu karena, orang pintar punya fokus yang luar biasa. Orang
bodoh, kata Kakek Kia, tidak punya fokus, jadi mereka bisa melihat lebih banyak
hal. (153)
“Soalnya,
meskipun sekarang aku nggak punya apa-apa, kalau ada kamu, rasanya aku punya
semua yang aku mau di dunia.” (155)
“Jadilah
anak kecil barang sebentar lagi. Lebih lama lagi. Bacalah banyak buku tanpa
mengerti artinya. Bermainlah tanpa takut sakit. Tonton televisi tanpa takut
jadi bodoh. Bermanja-manjalah tanpa takut dibenci. Makanlah tanpa takut gendut.
Percayalah tanpa takut kecewa. Sayangilah orang tanpa takut dikhianati. Hanya
sekarang kamu bisa mendapatkan semua itu. Rugi, kalau kamu tidak memanfaatkan
saat-saat ini untuk hidup tanpa rasa takut.” -Mas Alri, 197
“Mama
sayang kamu. Dia cuma perlu waktu untuk belajar jadi Mama. Nggak apa-apa. Ada
orang yang sayang anak, tapi mereka nggak ingat kalau mereka punya tanggung
jawab. Mereka bisa belajar. Mama kamu masih bisa belajar.” -Mas Alri, 199
“Kamu
boleh sayang siapa saja yang kamu mau, meskipun orangnya nggak ada di dekat
kamu.” -Ava 206
Dan
akhirnya tahu kenapa kami bertemu. Karena aku kuat. Tapi, aku tidak cukup kuat
sendirian. Aku harus bertemu dengannya. Dan dia harus bertemu denganku. (226)
Komentar
Posting Komentar