Langsung ke konten utama

Sang Alkemis (The Alchemist)

 

4/5⭐⭐⭐⭐

Oke jadi pertama-tama, ini bukunya lumayan tipis cuma 221 halaman. Bisa dibaca cepet, tapi kalau aku sih tetep enggak bisa kalau dibaca sekali duduk.

Aku baca buku ini atas rekomendasi seorang booktwt yang muncul di twitter, di litbase juga. Jadi aku penasaran dan waktu itu aku baru di perjalanan baca buku Sylvia’s Letters. Setelah selesai baca buku Sylvia, aku kemudian langsung baca Sang Alkemis. Untung ada di gramdig, jadi nggak perlu nunggu check out dulu baru bisa baca.

Di bagian awal, ada seperti pembuka gitu, tulisannya tentang Yesus dan Maria. Lalu di bawahnya ada tulisan “Lukas 10: 38-42”. Lalu aku berpikir mungkin buku ini berisi tentang ajaran-ajaran Kristiani (?). Terus di prolog juga aku nggak paham, jadi aku putuskan untuk lanjut baca aja.

Ceritanya tentang anak laki-laki gembala domba yang suka jalan-jalan, traveling gitu. Suatu hari dia dapat mimpi, tentang harta karun. Lalu dia coba untuk cari tau arti mimpinya, dan disuruh untuk mengikuti kata mimpi tersebut (cari harta karun ke tempat jauh sekali). Terus dia ini awalnya nggak percaya, tapi kemudian dia ketemu sang raja, lalu singkatnya dia berangkatlah memulai perjalanannya.

Di perjalanan, anak laki-laki ini menemui banyak sekali cobaan, kasihan ya. Mungkin kalau aku jadi dia aku bakal pulang aja sambil nangis. Tapi karena anak laki-laki ini tangguh dan dia pernah dengar kalimat ini; “Saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.” Jadi dia tidak menyerah. Dan aku bangga banget sama anak ini.

Oh, ya. Ternyata di buku juga diceritakan tentang orang-orang Muslim yang diharamkan minum anggur, tentang wanita gurun yang ditakdirkan menunggu laki-lakinya pergi untuk kembali, dan yang lain-lain juga (udah lupa). Aduh pokoknya harus baca deh! Kalau semua yang ada di kepalaku harus ditulis di sini nanti bukan jadi ulasan lagi tapi pelanggaran hukum karena malah membeberkan isi cerita buku semuanya.

Jadi intinya, cerita buku ini tentang perjuangan seseorang untuk mengikuti kata hatinya meraih mimpi. Bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan. Bahwa pertanda-pertanda dari Tuhan itu ada. Bahwa kamu bisa menjadi angin kalau kamu mau. Bahwa semua yang kamu impikan itu mungkin. Dan bahwa alam semesta selalu mendengar bisikanmu.

“Setiap orang punya cara masing-masing untuk mempelajari sesuatu. Cara dia tidak sama dengan caraku, begitu pula sebaliknya. Tapi kami berdua sama-sama sedang mencari takdir kami, dan aku menghormatinya untuk itu.” -116

“Itulah yang dilakukan para alkemis. Mereka menunjukkan bahwa kalau kita berusaha menjadi lebih baik, segala sesuatu di sekitar kita akan ikut menjadi lebih baik.”

Katanya, Tuhan bersemayam di dalam diri semua orang yang bahagia.

 


Now playing: Levanter by Stray Kids (if you know you know)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian. ...

The Midnight Library

  (sumber cover buku dari gramedia digital) ⚠️spoiler⚠️ 4.5/5 ⭐⭐⭐⭐⭐ Buku ini punya 368 halaman, aku baca di gramedia digital dan berhasil tamat dalam waktu 2 hari. Ceritanya seru. Apalagi buat aku yang lagi bingung sama hidup juga. Banyak kata-kata dan pelajaran yang bisa di ambil. Karena baca di aplikasi, jadi aku gabisa highlight kalimatnya, tapi aku catet di buku. Jadi aku bakal tulis di sini aja biar nggak hilang dan bisa dibaca lagi kapan-kapan. Oh ya, nama tokoh utamanya Nora Seed. Dia mencoba bun*h d*ri setelah merasa hidupnya tidak berguna. Tapi malah tersesat di perpustakaan tengah malam yang menawarkan kehidupan-kehidupan lain yang mungkin ingin dia tinggali selamanya. Ketika baca Nora mencicip dunia-dunia lain, aku udah merasa kalau aku jadi Nora, aku nggak akan nyaman di dunia lain selain duniaku sendiri. Dan aku ternyata benar.  Menurutku, nggak akan puas rasanya hidup di dunia orang lain, meskipun orang lain itu adalah diri kita sendiri di semesta yang lain....

The Girl Who Fell Beneath The Sea

  4/5 ⭐⭐⭐⭐ Aku lupa aku ngasih rate berapa di goodreads dan twiter, tapi kayaknya 5 deh? Atau 4 ya? Di sini aku mau kasih 4 deh.  Covernya cantik banget kan? Naksir banget sama covernya, judulnya juga menarik. Aku jadi penasaran. Dan juga banyak yang ngomongin buku ini di twiter dan litbase, aku jadi makin penasaran. Terus waktu aku dapet antrian di libby langsung deh aku pinjem tanpa pikir panjang. Lalu aku baca pelan-pelan, masih enggak yakin sama kemampuan bahasa Inggrisku yang pas-pasan ini. Tapi pura-pura ngerti aja deh. Kata Taylor Swift kan juga fake it till you make it ceunah hahahaha Mak-ku juga nanya kan, waktu aku sombong karena aku baca buku bahasa Inggris. Katanya "Emangnya kamu ngerti artinya?" terus aku bilang "Enggak sih, pura-pura ngerti aja selama ini." Hehehehe. Ini serius. Aku harus bolak-balik google translate atau cari definisi di libby nya langsung. Kalau mentok aku ngga ngerti, itu satu halaman aku screenshot terus aku cari artinya di google ...