Langsung ke konten utama

The Midnight Library

 

(sumber cover buku dari gramedia digital)

⚠️spoiler⚠️

4.5/5 ⭐⭐⭐⭐⭐

Buku ini punya 368 halaman, aku baca di gramedia digital dan berhasil tamat dalam waktu 2 hari. Ceritanya seru. Apalagi buat aku yang lagi bingung sama hidup juga. Banyak kata-kata dan pelajaran yang bisa di ambil. Karena baca di aplikasi, jadi aku gabisa highlight kalimatnya, tapi aku catet di buku. Jadi aku bakal tulis di sini aja biar nggak hilang dan bisa dibaca lagi kapan-kapan.

Oh ya, nama tokoh utamanya Nora Seed. Dia mencoba bun*h d*ri setelah merasa hidupnya tidak berguna. Tapi malah tersesat di perpustakaan tengah malam yang menawarkan kehidupan-kehidupan lain yang mungkin ingin dia tinggali selamanya. Ketika baca Nora mencicip dunia-dunia lain, aku udah merasa kalau aku jadi Nora, aku nggak akan nyaman di dunia lain selain duniaku sendiri. Dan aku ternyata benar.

 Menurutku, nggak akan puas rasanya hidup di dunia orang lain, meskipun orang lain itu adalah diri kita sendiri di semesta yang lain.  Mungkin kelihatannya seru tinggal di dunia di mana kita-yang-lain-di-alam-semesta-lain itu punya hidup yang menyenangkan dan sukses dan sempurna. Bingung kan? Sama. Coba baca bukunya biar nggak bingung. Siapa tahu jadi bisa mengurangi rasa stress-mu itu.

Ini beberapa kalimat bagus yang aku catet di buku:

1. Menurutku, masalahmu bukan takut manggung atau takut menikah. Menurutku masalahmu adalah takut hidup.

2. Kalau diberi waktu, momen-momen bahagia bisa berubah menjadi rasa sakit.

3. Ketika kau tinggal terlalu lama di satu tempat, kau lupa betapa luas membentang dunia ini sebetulnya. Kau tidak bisa membayangkan sepanjang apa garis bujur dan garis lintang itu. Mungkin, ia rasa, sama sulitnya dengan membayangkan keluasan di dalam diri satu orang.

4. Ia sadar, ia mampu melakukan lebih banyak daripada yang selama ini diketahuinya.

5. Ini merupakan suatu kesempatan yang langka, dan kita bisa membatalkan kesalahan apapun yang telah kita lakukan, menjalani kehidupan mana pun yang kita inginkan. Kehidupan mana pun. Mimpikan hal besar. Kau bisa menjadi apapun yang kau inginkan. Karena dalam satu kehidupan, itu terjadi.

6. Don't think twice, it's all right. You can go your own way.

7. "Aku tidak mengerti kehidupan."

⭐"Kau tidak perlu mengerti kehidupan. Kau hanya perlu hidup."⭐

8. Dengar. Waktu kau mencemaskan hal-hal yang tidak kau ketahui, seperti masa depan, sangatlah bagus untuk mengingatkan dirimu sendiri tentang hal-hal yang kau tahu.

9. Semua baik-baik saja kalau kau minta maaf.

10. Siapa yang butuh pintu kalau kau punya buku?

11. Segalanya akan membaik, Nora. Semua akan baik-baik saja.

12. Ia bahkan tidak membutuhkan rumah besar dan keluarga sempurna. Ia hanya membutuhkan potensi. Dan ia punya potensi.

13. Langit berubah gelap

Hitam menghiasi biru

Namun bintang-bintang masih berani

Bersinar untukmu

14. Aku punya masalah-masalahku sendiri untuk dihadapi. Aku tahu hidupmu tidak mudah, tapi hidupku juga tidak.

15. Kau tidak perlu mengerti kehidupan. Kau hanya perlu menjalaninya.

Aku sudah bilang di awal, kalau aku benar soal endingnya. Nora pasti pilih hidupnya sendiri. Karena kalau aku jadi dia, pasti aku juga sama. Tapi sepertinya seru jalan-jalan ke dunia paralel tempat diri kita yang lain tinggal. Dan mengintip apa yang mereka lakukan saat ini kalau saja di masa lalu mereka membuat keputusan yang beda.

Siapa yang tahu kalau Diva yang lain saat ini lagi duduk di pantai baca buku sendirian? Atau main ke luar negeri pake duit sendiri. Atau dapat beasiswa ke Korea. Atau jadi penulis keren yang karyanya best seller. Atau pergi ke gunung-gunung di Indonesia sama banyak teman. Atau jadi atlet taekwondo sabuk hitam temannya Felix Lee. Atau apa lagi ya bingung. 

Kalimat yang PALING BAGUS menurutku di buku ini tetep kalimat Mrs. Elm "Kau tidak perlu mengerti kehidupan. Kau hanya perlu hidup." Jadi intinya jangan mati, siapa tahu kamu di masa depan bakal beneran ketemu Felix Lee di Korea. Udah lah halunya, capek.

Selanjutnya, kalau nggak lupa, kayaknya aku bakal baca Di Tanah Lada.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian.

You've Reached Sam

 3/5 ⭐ Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa sama buku ini. Covernya udah banyak aku lihat di mana-mana. Tapi baru punya kesempatan untuk bacanya sekarang. Aku baca juga karena ada salah satu mutualku yang baca juga, dan karena waktu itu bingung mau baca apa, jadi aku ikut baca juga dan kebetulan bisa langsung pinjam di Libby. Oke, jadi ternyata buku ini bercerita tentang kisah remaja bernama Julie dan Sam. Mereka sepasang kekasih, tapi mereka masih SMA. Terus suatu ketika ada kejadian yang membuat Sam ini kecelakaan dan meninggal. Sumpah aku ga terlalu memperhatikan bagian sinopsis, jadi agak kaget (ini bukan spoiler ya). Lalu entah bagaimana caranya, mereka terhubung lagi lewat telepon. Dan anehnya, telepon yang bisa digunakan cuma telepon milik Julie aja. Jadi Julie setiap hari telponan sama Sam. Apa aja masalahnya selalu dikasih tau ke pacarnya. Tapi jadinya Julie jadi susah move on, dan itu berbahaya. Sebenernya aku nggak terlalu nangis. Sedih, tapi aku nggak bisa relate. A

The Poppy War (Perang Opium)

    5/5⭐⭐⭐⭐⭐ Baiklah. Walaupun aku sedikit tidak siap, tapi aku tetep akan nulis. Mumpung masih inget dan semangat. (⚠️Spoiler warning!⚠️) Oke. The Poppy War adalah sebuah series trilogy dari penulis asal China, Rebecca F. Kuang. Buku yang kedua berjudul The Dragon Republic, dan yang ketiga adalah The Burning God. Awalnya, kupikir sampul buku versi Indonesia (yang terpampang di atas) itu adalah sampul asli dari buku aslinya. Ternyata nggak, ternyata sampul aslinya warna putih. Padahal selama ini aku mengenali The Poppy War dari sampulnya yang ini, yang terbakar, keren. Tapi sampul tuh nggak masalah, walaupun aku sebenarnya mau bilang kalau aku pribadi lebih suka sampul versi Indonesia hehe <3 Seperti biasa, dalam rangka menghemat pengeluaran, aku baca buku ini dari Gramedia digital. Jumlah halamannya 565. Iya. Aku serius. Dan tentu saja mataku pedes, kepalaku pusing. Tapi ya mau gimana lagi. Aku merasa ini worth it, gapapa uangnya bisa buat ditabung untuk beli buku kedua dan