Langsung ke konten utama

Polaris Musim Dingin

 

3/5 ⭐⭐⭐

Aku kemarin sepertinya kena reading slump sedikit. ((sedikit))
Jadi aku butuh waktu lama sekali buat namatin buku ini. Selain sibuk, aku juga bosan.

Buku ini punya 416 halaman. Lumayan tebal bagiku. Dan lagi-lagi, aku bacanya di gramedia digital. Oh ya, nama penulisnya Alicia Lidwina. Genre buku ini adalah romance, young adult, dan Indonesian Literature. Aku cari di Goodreads.

Ceritanya sangat menarik. Latar tempatnya di Jepang, tepatnya di Otaru. Tentang perjalanan si tokoh utama (Akari) untuk menemukan seseorang yang sangat berharga baginya. Dalam perjalanan itu, dia menceritakan juga tentang apa yang terjadi padanya bertahun-tahun sebelum hari itu. Ketika semuanya bermula. Saat Akari bertemu Sensei, dan menemukan keluarga baru, serta sahabat-sahabat yang akan melengkapi kehidupannya. Juga tentang kehidupan, pencarian impian, perjuangan, dan Shirokuma Bistro.

Aku suka tentang bagaimana ceritanya mengalir. Dan juga kalimat-kalimat menenangkan yang berasal dari Sensei. Tadinya aku heran, kenapa orang-orang disitu tidak tahu sama sekali tentang nama Sensei. Harusnya walaupun dalam kehidupan sehari-hari dipanggil Sensei, orang-orang harusnya tetap tahu nama beliau. Atau aku saja yang kurang jauh mainnya dan tidak tahu tentang hal seperti itu. hahaha

Aku berkali-kali nangis karena banyak kejadian dan kalimat menenangkan yang relate dengan kehidupan. Aku jadi tahu kenapa Sensei sangat berarti bagi Akari dan teman-temannya. Sensei itu polaris. Bintang utara penunjuk arah dalam kehidupan Akari dan sahabat-sahabatnya. Semuanya jadi masuk akal.

Selain itu, aku juga gemas sama kisah Akari dan Kyouhei. Kenapa mereka tidak jadian aja sih? Mereka kan saling suka dari lama, tapi malah lama banget confessnya. Tapi nggak papa, itu justru jadi nilai plus hehehe.

Sebenarnya aku berharap kejadian setelah pulang dari perjalanan itu dijelaskan juga. Yang tentang apa yang akan dilakukan Akari terhadap Shirokuma Bistro. Yah aku juga tahu kemungkinan dia bakal buka tempat makan itu lagi, cuma rasanya pengen aja baca bagian itu. Dan bagian Akari dan Kyouhei lebih banyak. hahahah.

Oke sudah dulu sepertinya, karena aku udah nggak tahu mau nulis apa lagi. Mungkin bakal aku taruh quotes-quotes menarik yang kutemukan selama membaca ~

"Seberat apapun masalahmu, cobalah untuk lebih sering tersenyum. Kau akan sadar kalau hidup itu tidak seberat yang kaupikirkan." -Sensei

"Makanya, jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri kalau kau tidak mengerti sesuatu ya. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri kalau kau merasa gagal." -Sensei

"Hiduplah untuk satu hari lagi. Berjuanglah untuk satu hari lagi." -Sensei

"Kalau terus mengandalkan bantuan kalian, kurasa aku tidak akan pernah berkembang. Jadi untuk sekali ini saja, aku ingin mencoba berjuang sendiri. Aku ingin tahu apakah aku bisa mewujudkan impianku." -Misaki

"Sebuah bintang tidak akan pernah bisa melihat cahanya sendiri, Akari, yang akan dia lihat hanyalah bintang lain nun jauh di sana. Sementara cahayanya sendiri tidak akan pernah dia lihat."

"Darinya, aku belajar untuk tidak takut hidup." -Akari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian.

You've Reached Sam

 3/5 ⭐ Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa sama buku ini. Covernya udah banyak aku lihat di mana-mana. Tapi baru punya kesempatan untuk bacanya sekarang. Aku baca juga karena ada salah satu mutualku yang baca juga, dan karena waktu itu bingung mau baca apa, jadi aku ikut baca juga dan kebetulan bisa langsung pinjam di Libby. Oke, jadi ternyata buku ini bercerita tentang kisah remaja bernama Julie dan Sam. Mereka sepasang kekasih, tapi mereka masih SMA. Terus suatu ketika ada kejadian yang membuat Sam ini kecelakaan dan meninggal. Sumpah aku ga terlalu memperhatikan bagian sinopsis, jadi agak kaget (ini bukan spoiler ya). Lalu entah bagaimana caranya, mereka terhubung lagi lewat telepon. Dan anehnya, telepon yang bisa digunakan cuma telepon milik Julie aja. Jadi Julie setiap hari telponan sama Sam. Apa aja masalahnya selalu dikasih tau ke pacarnya. Tapi jadinya Julie jadi susah move on, dan itu berbahaya. Sebenernya aku nggak terlalu nangis. Sedih, tapi aku nggak bisa relate. A

The Poppy War (Perang Opium)

    5/5⭐⭐⭐⭐⭐ Baiklah. Walaupun aku sedikit tidak siap, tapi aku tetep akan nulis. Mumpung masih inget dan semangat. (⚠️Spoiler warning!⚠️) Oke. The Poppy War adalah sebuah series trilogy dari penulis asal China, Rebecca F. Kuang. Buku yang kedua berjudul The Dragon Republic, dan yang ketiga adalah The Burning God. Awalnya, kupikir sampul buku versi Indonesia (yang terpampang di atas) itu adalah sampul asli dari buku aslinya. Ternyata nggak, ternyata sampul aslinya warna putih. Padahal selama ini aku mengenali The Poppy War dari sampulnya yang ini, yang terbakar, keren. Tapi sampul tuh nggak masalah, walaupun aku sebenarnya mau bilang kalau aku pribadi lebih suka sampul versi Indonesia hehe <3 Seperti biasa, dalam rangka menghemat pengeluaran, aku baca buku ini dari Gramedia digital. Jumlah halamannya 565. Iya. Aku serius. Dan tentu saja mataku pedes, kepalaku pusing. Tapi ya mau gimana lagi. Aku merasa ini worth it, gapapa uangnya bisa buat ditabung untuk beli buku kedua dan