Langsung ke konten utama

Tuesdays With Morrie

 

3.5/5 ⭐⭐⭐
Aku baca buku ini di libby. Iya, bahasa inggris lagi. Tapi untungnya buku ini tipis. Nggak sampai 300 halaman deh. Cuma 200-an kalau nggak salah. Terus buku ini tuh ternyata bukan buku fiksi seperti yang biasanya kubaca.

Aku awalnya mikir Morrie tuh cewek. Jadi kayak gebetan gitu terus mereka ketemu setiap hari Selasa. Ternyata aku salah besar. Ternyata Morrie itu an old man. Dia tuh profesor. Terus dia sakit. Aku lupa sakitnya apa, tapi nggak ada obatnya, belum, kayaknya gitu. Setauku ceritanya gitu sih. Terus Mitch Albom tuh muridnya di universitas. Sempet lost contact bertahun-tahun sampai akhirnya ketemu lagi. Lalu mereka ketemu setiap hari selasa, ngomongin tentang pelajaran hidup. Sampai akhirnya Morrie harus pergi dipanggil Tuhan. Banyak kata-kata bagus yang aku dapat dari buku ini, dan beruntungnya aku, kalimat di buku ini nggak susah, jadi aku lumayan paham nggak harus buka google translate setiap saat. Mari kita spill beberapa kalimat yang aku catat dari baca buku ini:

"Accept what you are able to do and what you are not able to do"; "Accept the past as past, without denying it or discarding it"; "Learn to forgive yourself and to forgive others"; "Don't assume that it's too late to get involved."

"I give myself a good cry if I need it. But then I concentrate on all the good things still in my life. On the people who are coming to see me. On the stories I'm going to hear. On you--if it's Tuesday. Because we're Tuesday people."

"In his mind he believed he could make the illness go away by ignoring it."

"Once you learn how to die, you learn how to live."

"Without love, we are birds with broken wings."

Sepertinya ada lebih banyak, tapi aku nggak tau kok di reading thread twiter ku cuma sedikit. Sepertinya aku terlalu takut sama pikiran orang lain. Aku terlalu takut dianggap "berisik" duh padahal banyak kalimat bagus yang jadinya nggak kelacak gara-gara terlalu mikirin orang lain. Yaudah deh, pelajaran buat besok lagi kalau nggak dicatet di notes ya tolong di share di twiter biar besok bisa dibaca lagi. Sekian ocehan saya mengenai buku Tuesdays with Morrie. Sampai jumpa di ocehan berikutnya (If You Could See the Sun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Dragon Republik: Republik Naga (The Poppy War 2)

  5/5 ⭐⭐⭐⭐⭐ Ok jadi hari ini aku mau bahas buku ini. Buku kedua di series The Poppy War. Kita kembali lagi ngomongin Fang Runin, Yin Nezha, Chen Kitay dan Altan Trengsin. Sebelumnya aku mau bilang dulu kalau tulisan ini akan mengandung spoiler jadi untuk yang belum baca bukunya dan berencana mau baca sebaiknya jangan baca ini wkwkw (terus buat apa nulis kalo nggak untuk dibaca) yah gatau deh. Ok mari kita mulai. Jadi buku ini lebih tebel dari The Poppy War kalau nggak salah. Aku beli buku fisiknya karena nilaiku bagus (ehehe) terus aku bacanya lama, dari Maret sampai April, karena aku sambil KKN jadi nggak sempet banget mau baca padahal udah sangat penasaran. Tapi nggak papa akhirnya selesai juga kan. Buku ini bercerita tentang kelanjutan perjalanan Rin untuk mengincar si Maharani Su Daji. Dia tuh terus ketemu Nezha, singkat cerita Rin gabung sama angkatan laut nya papanya Nezha, banyak sekali lika-likunya. Dan tentu saja Rin nih kayaknya sama Nezha saling naksir gitu dikit wkwk. T...

Polaris Musim Dingin

  3/5 ⭐⭐⭐ Aku kemarin sepertinya kena reading slump sedikit. ((sedikit)) Jadi aku butuh waktu lama sekali buat namatin buku ini. Selain sibuk, aku juga bosan. Buku ini punya 416 halaman. Lumayan tebal bagiku. Dan lagi-lagi, aku bacanya di gramedia digital. Oh ya, nama penulisnya Alicia Lidwina. Genre buku ini adalah romance, young adult, dan Indonesian Literature. Aku cari di Goodreads. Ceritanya sangat menarik. Latar tempatnya di Jepang, tepatnya di Otaru. Tentang perjalanan si tokoh utama (Akari) untuk menemukan seseorang yang sangat berharga baginya. Dalam perjalanan itu, dia menceritakan juga tentang apa yang terjadi padanya bertahun-tahun sebelum hari itu. Ketika semuanya bermula. Saat Akari bertemu Sensei, dan menemukan keluarga baru, serta sahabat-sahabat yang akan melengkapi kehidupannya. Juga tentang kehidupan, pencarian impian, perjuangan, dan Shirokuma Bistro. Aku suka tentang bagaimana ceritanya mengalir. Dan juga kalimat-kalimat menenangkan yang berasal dari Sensei. Ta...

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian. ...