Langsung ke konten utama

Convenience Store Woman

 


3/5 ⭐⭐⭐

Buku ini baru aja selesai di baca kemarin. Aku pinjam di Libby, pakai kartu perpus Montgomery County Public Library.

Buku ini tipis aja, harusnya bisa dibaca 2-3 hari aja kalau aku. Tapi akhir-akhir ini malas bacaa jadi lama banget selesainya.

Judul aslinya "Konbini Ningen" ditulis oleh Sayaka Murata. Terus diterjemahin ke bahasa Inggris "Convenience Store Woman" lalu diterjemahin ke bahasa Indonesia "Gadis Minimarket". Aku baca versi bahasa Inggrisnya.

Buku ini unik. Dari awal udah dikasih tau kalau tokoh utamanya aneh. 

Dia ini jatuh cinta sama minimarket. Selama hidupnya dia kerja di minimarket. Sampai usia 36 tahun ia masih kerja paruh waktu di minimarket. Terus ini jadi masalah, karena orang-orang mulai menganggap Keiko nggak normal.

Keiko juga belum pernah pacaran. Jadi semua orang khawatir sama Keiko. (Di sini aku jadi takut, karena aku juga belum pernah pacaran. Aku takut dianggap aneh juga, aku takut)

Rasa-rasanya tuh kayak, mau tanya, definisi normal tuh gimana sih?

Lalu, selanjutnya ada tokoh yang namanya Shiraha. Dia aneh juga. Sama kayak Keiko. Dia nggak mau kerja. Aku bingung. Aku nggak suka sama Shiraha karena nggak mau effort.

Aku kasian sama Keiko kalau harus dibebani nanggung hidupnya Shiraha. Keiko mending hidup bahagia sendirian aja udah. Keiko menurutku enggak papa banget kok kalau nyamannya kerja di minimarket. Mungkin itu aneh ya, karena dia sarjana gitu kan, (Kalau nggak salah, huhu udah lumayan lupa). Lingkungan kita pengennya dia tuh kerja yang 'normal' seperti di kantor atau dimana lah. Tapi Keiko cuma nyaman di minimarket, dan dia bisanya itu. Menurutku, selama dia nggak merugikan orang lain ya, yaudah? Selama dia bahagia disitu, menghasilkan uang, dan nggak merasa kekurangan, ya udah. Hidup aja, sebisanya.

Mungkin orang-orang pengennya dia improve. Tapi dia ini nggak merugikan orang lain lohhh. Dia hidup juga nggak minta duit ke orang lain. Dia juga kebutuhannya nggak banyak. Mungkin dia merasa stres kalau kerja di kantor? Jadi ya selama dia bahagia ngejalaninnya menurutku nggak masalah.


Diva Dipxie // Diva Alayna Suwito


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian.

You've Reached Sam

 3/5 ⭐ Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa sama buku ini. Covernya udah banyak aku lihat di mana-mana. Tapi baru punya kesempatan untuk bacanya sekarang. Aku baca juga karena ada salah satu mutualku yang baca juga, dan karena waktu itu bingung mau baca apa, jadi aku ikut baca juga dan kebetulan bisa langsung pinjam di Libby. Oke, jadi ternyata buku ini bercerita tentang kisah remaja bernama Julie dan Sam. Mereka sepasang kekasih, tapi mereka masih SMA. Terus suatu ketika ada kejadian yang membuat Sam ini kecelakaan dan meninggal. Sumpah aku ga terlalu memperhatikan bagian sinopsis, jadi agak kaget (ini bukan spoiler ya). Lalu entah bagaimana caranya, mereka terhubung lagi lewat telepon. Dan anehnya, telepon yang bisa digunakan cuma telepon milik Julie aja. Jadi Julie setiap hari telponan sama Sam. Apa aja masalahnya selalu dikasih tau ke pacarnya. Tapi jadinya Julie jadi susah move on, dan itu berbahaya. Sebenernya aku nggak terlalu nangis. Sedih, tapi aku nggak bisa relate. A

The Poppy War (Perang Opium)

    5/5⭐⭐⭐⭐⭐ Baiklah. Walaupun aku sedikit tidak siap, tapi aku tetep akan nulis. Mumpung masih inget dan semangat. (⚠️Spoiler warning!⚠️) Oke. The Poppy War adalah sebuah series trilogy dari penulis asal China, Rebecca F. Kuang. Buku yang kedua berjudul The Dragon Republic, dan yang ketiga adalah The Burning God. Awalnya, kupikir sampul buku versi Indonesia (yang terpampang di atas) itu adalah sampul asli dari buku aslinya. Ternyata nggak, ternyata sampul aslinya warna putih. Padahal selama ini aku mengenali The Poppy War dari sampulnya yang ini, yang terbakar, keren. Tapi sampul tuh nggak masalah, walaupun aku sebenarnya mau bilang kalau aku pribadi lebih suka sampul versi Indonesia hehe <3 Seperti biasa, dalam rangka menghemat pengeluaran, aku baca buku ini dari Gramedia digital. Jumlah halamannya 565. Iya. Aku serius. Dan tentu saja mataku pedes, kepalaku pusing. Tapi ya mau gimana lagi. Aku merasa ini worth it, gapapa uangnya bisa buat ditabung untuk beli buku kedua dan