Langsung ke konten utama

Seaside


3/5 ⭐⭐⭐

OK, sejujurnya aku selesai baca ini tanggal 3 Juni kemarin. Tapi baru punya niat untuk nulis hari ini, hehe. Sejujurnya lagi, di thread twitter, aku kasih bintang 4, tapi aku berubah pikiran. Karena, buku ini bagus, keren, tapi masih belum bisa jadi favoritku.
Buku ini buku ke-3 nya Kak Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang aku baca sepertinya. Dulu pernah baca Lucid Dream di Ipusnas, dah lama banget. Sama baca Di Tanah Lada di Gramedia Digital. Terus nemu buku ini di bazar buku dan harganya 15 ribu, jadi aku beli aja. Karena aku penasaran sama karya-karya Kak Ziggy.
Dipikir-pikir emang ide-nya bagus banget sih. Kalau udah pernah nonton drama korea yang judulnya "My Name" atau "The Glory" mungkin tema-nya mirip-mirip kayak gitu. Tentang balas dendam. Tapi aku belum selesai sih nonton The Glory. Ya intinya gitu deh wkwkw.
Di awal, kita kenalan sama Papanya si tokoh utama, sama masalah-masalahnya. Aku suka gaya penulisannya. Terus di sini tuh nama karakter utamanya nggak dikasih tahu sampai akhir. Jadi dia pakai nama samaran terus di setiap misi. Sampe aku lupa kalau aku belum tau nama asli tokoh utama ini. Keren sih.
Terus yah di belakang ada plot twist, kaget sih tapi ya kaget aja. Tapi menurutku tuh yang character development tokoh utamanya terlalu cepet (?) dia kayak lempeng-lempeng aja gitu, kayak nggak ada emosi batin sama dirinya sendiri gitu. Nggak tahu karena dia tuh marah besar atau gimana tapi aku ngerasanya kayak kurang.
Tapi aku kalau disuruh nulis novel kayak gini tetep nggak bisa sih, jadi ini keren. Worth to read deh ayo buruan baca.
Segitu dulu soalnya udah lumayan lupa hahaha, aku mau nulis yang lain juga hehe bye bye


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Better Days (2019)

Aku nggak suka film happy ending. Aku suka film yang bisa bikin aku nangis se ember. Aku suka film yang bisa bikin aku terobrak abrik. Aku suka film yang bisa bikin aku hancur hahahah. Terakhir kali nonton film kayak gini yaitu film Monster (2023) itu film jepang. Sekarang aku abis nonton film china judulnya Better Days (2019). Aku sekarang jarang nulis tentang apa yang kurasakan setelah baca buku atau film. Tapi pengecualian buat buku atau film yang berhasil menghancurkanku :D. Di awal film emang udah ada semacam tulisan pengantar tentang bullying. Aku nggak ekspek apa-apa sama film ini karena aku nggak baca sinopsis atau cari tau trigger warning. Cuma modal satu editan di reels, ternyata filmnya bangsat banget. Aku merasa dunia sangat jahat. Pokoknya dunia ini JAHAT BANGET!!! Bodo amat aku mau spoiler alurnya. Ceritanya tuh ada anak perempuan yang meninggal karena bundir, dia gak kuat di bully. Terus ternyata setelah anak itu meninggal, sasaran bullying selanjutnya adalah Chen Nian.

You've Reached Sam

 3/5 ⭐ Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa sama buku ini. Covernya udah banyak aku lihat di mana-mana. Tapi baru punya kesempatan untuk bacanya sekarang. Aku baca juga karena ada salah satu mutualku yang baca juga, dan karena waktu itu bingung mau baca apa, jadi aku ikut baca juga dan kebetulan bisa langsung pinjam di Libby. Oke, jadi ternyata buku ini bercerita tentang kisah remaja bernama Julie dan Sam. Mereka sepasang kekasih, tapi mereka masih SMA. Terus suatu ketika ada kejadian yang membuat Sam ini kecelakaan dan meninggal. Sumpah aku ga terlalu memperhatikan bagian sinopsis, jadi agak kaget (ini bukan spoiler ya). Lalu entah bagaimana caranya, mereka terhubung lagi lewat telepon. Dan anehnya, telepon yang bisa digunakan cuma telepon milik Julie aja. Jadi Julie setiap hari telponan sama Sam. Apa aja masalahnya selalu dikasih tau ke pacarnya. Tapi jadinya Julie jadi susah move on, dan itu berbahaya. Sebenernya aku nggak terlalu nangis. Sedih, tapi aku nggak bisa relate. A

The Poppy War (Perang Opium)

    5/5⭐⭐⭐⭐⭐ Baiklah. Walaupun aku sedikit tidak siap, tapi aku tetep akan nulis. Mumpung masih inget dan semangat. (⚠️Spoiler warning!⚠️) Oke. The Poppy War adalah sebuah series trilogy dari penulis asal China, Rebecca F. Kuang. Buku yang kedua berjudul The Dragon Republic, dan yang ketiga adalah The Burning God. Awalnya, kupikir sampul buku versi Indonesia (yang terpampang di atas) itu adalah sampul asli dari buku aslinya. Ternyata nggak, ternyata sampul aslinya warna putih. Padahal selama ini aku mengenali The Poppy War dari sampulnya yang ini, yang terbakar, keren. Tapi sampul tuh nggak masalah, walaupun aku sebenarnya mau bilang kalau aku pribadi lebih suka sampul versi Indonesia hehe <3 Seperti biasa, dalam rangka menghemat pengeluaran, aku baca buku ini dari Gramedia digital. Jumlah halamannya 565. Iya. Aku serius. Dan tentu saja mataku pedes, kepalaku pusing. Tapi ya mau gimana lagi. Aku merasa ini worth it, gapapa uangnya bisa buat ditabung untuk beli buku kedua dan