Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

All the Light We Cannot See

  3.5/5 ⭐ Aku pertama kali tertarik baca buku ini karena judulnya bagus. All The Light We Cannot See ini karya penulis bernama Anthony Doerr. Latar ceritanya terjadi ketika perang dunia kedua. Tokoh utamanya ada dua. Werner Pfennig dari Jerman, dan Marie-Laure dari Prancis. Saat perang, mereka masih berusia remaja. Werner sekitar 18 tahun, dan Marie-Laure 16 tahun. Dari awal, sebenarnya aku sempat bingung, karena alur ceritanya maju-mundur, dan alurnya lumayan lambat. Ceritanya juga dipisahkan sama beberapa bagian, sesuai dengan latar waktu kejadiannya. Setiap bab, sudut pandang ceritanya berubah-ubah. Karena setiap bab tidak terlalu banyak, jadi tidak terlalu membosankan. Di awal kehidupannya, Werner diceritakan menyukai radio. Dia itu pinter banget, dan bisa benerin radio yang rusak. Dia punya adik namanya Jutta, tapi mereka yatim piatu, jadi mereka tinggal di Rumah Anak sama Frau Elena. Werner sama Jutta dan anak-anak lain seneng dengerin radio. Terus, karena Werner mulai dikena

You've Reached Sam

 3/5 ⭐ Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa sama buku ini. Covernya udah banyak aku lihat di mana-mana. Tapi baru punya kesempatan untuk bacanya sekarang. Aku baca juga karena ada salah satu mutualku yang baca juga, dan karena waktu itu bingung mau baca apa, jadi aku ikut baca juga dan kebetulan bisa langsung pinjam di Libby. Oke, jadi ternyata buku ini bercerita tentang kisah remaja bernama Julie dan Sam. Mereka sepasang kekasih, tapi mereka masih SMA. Terus suatu ketika ada kejadian yang membuat Sam ini kecelakaan dan meninggal. Sumpah aku ga terlalu memperhatikan bagian sinopsis, jadi agak kaget (ini bukan spoiler ya). Lalu entah bagaimana caranya, mereka terhubung lagi lewat telepon. Dan anehnya, telepon yang bisa digunakan cuma telepon milik Julie aja. Jadi Julie setiap hari telponan sama Sam. Apa aja masalahnya selalu dikasih tau ke pacarnya. Tapi jadinya Julie jadi susah move on, dan itu berbahaya. Sebenernya aku nggak terlalu nangis. Sedih, tapi aku nggak bisa relate. A

Funiculi Funicula, Before The Coffee Gets Cold

  3,5 ⭐ Buku ini cukup tipis, yaitu 223 halaman dan bisa selesai dalam waktu dua hari. Atau mungkin sehari kalau lagi libur. Buku ini karya Toshikazu Kawaguchi, penulis asal Jepang. Funiculi Funicula adalah nama sebuah kafe sepi yang bisa membawa seseorang pergi ke masa lalu. Di buku ini diceritakan kalau setiap bab-nya ada orang berbeda-beda yang ingin ke masa lalu dengan tujuan beda-beda juga. Untuk bisa ke masa lalu, ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Yaitu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan dan tidak boleh pindah. Apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi tidak akan mengubah kenyataan di masa kini. Dan mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin. Menurutku buku ini menarik karena unik. Rasanya lega kalau ada seorang tokoh yang berhasil ke masa lalu untuk menemui seseorang. Di bagian akhir aku sedih hahaha. Sebenernya buku ini lumayan ringan, dan tidak terlalu ‘wah’ menurutku, kalau dilihat dari banyakn